Pandemi covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia mulai bulan Maret 2020 memberikan dampak yang cukup signifikan pada berbagai aspek kehidupan. Semua pola kehidupan berubah menjadi virtual dan semua aktivitas aktivitas di luar rumah sangat dibatasi. Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka mereduksi penyebaran virus corona. Kebijakan tersebut diantaranya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dalam bentuk work from home, school from home, pembatasan transportasi publik, maupun pembatasan aktivitas yang melibatkan orang banyak di tempat umum lainnya. Kebijakan tersebut berdampak terhadap berbagai pihak, termasuk civil society organization (CSO).
Jika kondisi ini terus dibiarkan, sejumlah besar CSO akan ditutup, orang-orang yang bekerja di sektor ini kehilangan pekerjaan, dan berbagai konsekuensi lainnya yang bergantung pada bidang layanan dan advokasi yang dilakukan oleh CSO tersebut akan menanggung akibatnya juga.
Dari kondisi tersebut, Yayasan Penabulu bersama dengan Packard Foundation menginisiasi sebuah program “Strengthening Effectiveness COVID-19 Response Program for Civil Society Partner in Indonesia” yang bertujuan agar CSO –dalam hal ini Mitra Packard- mampu beradaptasi dalam kondisi ini untuk tetap melakukan kerja-kerjanya sebagai pelayan masyarakat.
Diawali dengan peluncuran program pada tanggal 23 November 2020, kemudian dilanjutkan dengan Webinar tematik “ Resiliensi Finansial Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia di Masa Pandemi “ pada tanggal 2 Desember 2020. Webinar yang berdurasi 120 menit ini dipandu oleh Rival Achmad (Kordinator Program) dan Sugiharto Ari Santoso ( Moderator ) yang menghadirkan 3 narasumber ahli diantaranya ; Eko Kurinawan Komara ( Direktur Yayasan Penabulu ), Dida Suwarida ( Spesialis Resiliensi Finansial ) dan Achmad Rifa’i ( Direktur Kota Kita ).
Webinar ini bertujuan untuk memberikan cakrawala tentang pentingnya finansial resiliensi bagi organisasi maupun pemimpin CSO di seluruh Indonesia terutama dalam konteks menghadapi situasi Covid-19 maupun pasca Covid-19.
Beberapa poin penting yang dapat dicatat dari paparan 3 narasumber dalam webinar kali ini adalah:
- Untuk menuju Resiliensi finansial sebuah organisasi harus dapat mengefisiensi pengunaan Anggaran
- Sebuah oraganisasi harus dapat mengupdate kondisi oragnisasinya, baik dari sisi kapasitas organisasi maupun finansial organisasi
- Sebuah organisasi harus sudah mulai berfikir bahwa investasi merupakan startegi untuk membangun kekuatan finansial organisasinya
Webinar kali ini dihadiri oleh 40 peserta yang sangat antusias, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada ketiga narasumber. Kami mencatat ada 11 pertanyaan kunci yang diajukan oleh peserta webinar, dan kami juga mencatat 93 % peserta menyatakan puas mengikuti webinar ini. [LK]